Thursday, May 10, 2007

Mesin Cetak Uang

Success Entrepreneur

Bambang Suharno

Alkisah puluhan tahun lalu, kegiatan olimpiade adalah proyek bergengsi bagi tuan rumah. Sebagai kegiatan yang mengandung unsur nasionalisme, kegiatan tersebut harus didukung oleh anggaran negara, karena penjualan tiket pertandingan tidaklah mencukupi untuk biaya operasional panitia. Agar supaya banyak pendapatan dari penjualan tiket pertandingan, panitia tidak memperbolehkan stasiun televisi mengadakan siaran langsung pertandingan olimpiade. Alasannya, kalau pertandingan bisa disiarkan langsung oleh televisi, maka pendapatan panitia dari penjualan tiket akan menurun. Lagi pula kalau sampai pertandingan olimpiade jarang penontonnya, tentu dipandang tidak sukses. Pola pikir seperti ini berlangsung bertahun-tahun.

Barulah beberapa tahun kemudian, pola konvensional ini dirubah di Amerika Serikat. Saat itu panitia justru memperbolehkan sebanyak-banyaknya stasiun televisi mengadakan siaran langsung pertandingan di olimpiade. Dengan demikian jumlah penonton pertandingan bukan hanya di lapangan melainkan ditambah jutaan pemirsa televisi. Dengan cara ini panitia bisa meyakinkan perusahaan-perusahaan besar bahwa kalau mereka menjadi sponsor olimpiade, ada jutaan pasang mata yang melihat produknya, baik langsung maupun melalui televisi. Sejak saat itulah olimpiade dapat mengeruk keuntungan yang besar. Dan ternyata, dengan adanya siaran langsung pertandingan, penonton yang membeli tiket pertandingan tidaklah berkurang sebagaimana dugaan sebelumnya.

Kita lihat saat ini, momen pertandingan olah raga tingkat dunia bahkan menjadi rebutan stasiun televisi untuk menyelenggarakan siaran langsung, karena bagi stasiun televisi, momen tersebut dapat meningkatkan pendapatan stasiun tersebut. Sebuah stasiun televisi harus rela membayar miliaran rupiah agar mendapatkan hak eksklusif menyiarkan langsung pertandingan piala dunia sepak bola. Hal ini tentu tak terbayangkan puluhan tahun silam, dimana para penyelenggara pertandingan mengira bahwa siaran langsung televisi akan mengurangi penjualan tiket.

Cerita di atas adalah gambaran tentang perubahan “money making model” yang mampu meningkatkan pendapatan sebuah kegiatan. Dalam melakukan kegiatan bisnis, kita perlu melakukan inovasi bagaimana model “mesin cetak uang” kita. Kita tidak harus memperoleh pendapatan terbesar dari sebuah produk yang paling dikenal pelanggan kita. Coba saja anda cek, apakah seorang pemilik warung ayam bakar memperoleh keuntungan terbesar dari ayam bakar tersebut? Belum tentu. Bisa saja keuntungan terbesar diperoleh dari penjualan nasi atau aneka minuman yang memang marginnya lebih besar dari penjualan ayam bakar .

Dalam bisnis modern, uang tidaklah harus datang dari apa yang dipromosikan. Dalam bisnis media, sangat umum bahwa pendapatan terbesar dari media cetak adalah iklan, bukan dari para pelanggan media cetak tersebut.

Bila anda melihat sebuah supermarket mempromosikan telur ayam dengan harga lebih rendah dibanding harga di grosir, itu hanya suatu cara saja agar banyak orang yang hadir di supermarket tersebut. Yang pasti di sekitar rak telur terpampang produk-produk yang membuat anda mudah tergoda untuk membelinya. Tak usah heran bila seorang ibu berniat membeli beras dan telur di sebuah supermarket, pulangnya yang ia peroleh banyak barang lainnya seperti ember, gelas, peralatan rumah tangga dan lain-lain yang menghasilkan profit lebih besar bagi supermarket tersebut.

Anda pusing dengan persaingan harga antar pelaku bisnis? Bolehlah anda siasati dengan merubah model “mesin cetak uang”. Seorang pendengar radio Elgangga , pemilik warung sembako pernah berhasil mempraktekkan kiat ini untuk bersaing dengan minimarket.

Ketika musim sayuran, ia mempromosikan sayuran tertentu dengan harga sangat murah, bahkan ia berikan gratis sebagai bonus bagi pelanggan yang membeli barang di warung tersebut dengan nilai monimal minimal 50 ribu rupiah. Warung tersebut tidak sepi lagi, gara-gara ia mengemas pola promosi baru yang cukup modern. Ia juga bekerjasama dengan lembaga kursus agar lembaga kursus tersebut memberikan voucher diskon untuk pelanggan warung sembakonya. Ia tidak mampu bersaing dengan harga minimarket tapi ia dapat memberikan nilai lebih kepada pelanggan sehingga pelanggan merasa harga di warungnya lebih murah dibanding di minimarket.

Bila persaingan semakin ketat, sebagaimana yang dikeluhkan sebagian pelaku bisnis saat ini, saran saya mulailah memikirkan untuk merubah model mesin cetak uang. Sebelum tahun 2000an penyelenggara seminar dan training belum bersaing seketat sekarang ini. Mereka cukup mengundang pembicara terkenal, dan pasang iklan di media cetak terkemuka. Dengan cara sederhana ini seminar bisa dipenuhi pengunjung. Sekarang ini tidak cukup dengan hanya melakukan itu. Iklan seminar ada dimana-mana dengan harga yang sangat murah hingga harganya selangit. Akibatnya muncul berbagai inovasi. Beberapa lembaga penyelenggara seminar mulai merubah pola promosinya dengan membuat seminar gratis yang dimaksudkan sebagai preview dari seminar yang sebenarnya. Atau seminar gratis untuk menjual jasa atau barang pendukungnya. Cara ini sekarang mulai banyak dilakukan penyelenggara seminar. Jika persaingan cara ini kelak intensitas persaingannya menjadi makin ketat, maka pasti akan ada kreativitas baru untuk membuat “mesin cetak uang” dari bisnis seminar tersebut.

Anda ahli membuat es cendol ? Bila ingin membuat es cendol yang sangat menguntungkan, anda bisa mempromosikan makanan lain yang seirama dengan es cendol. Misalkan anda berjualan bakso, mie ayam, restoran. Makanan yang anda jual bisa dipromosikan dengan harga murah alis untung tipis atau bahkan impas saja, tapi jangan jual murah es cendol spesial buatan anda yang akan membuat pengunjung ketagihan untuk berulangkali kembali ke warung anda.

Bisnis melalui internet sebagai sebuah teknologi baru, pada awalnya dikira akan menggantikan fungsi media cetak dan merubah pola belanja masyarakat. Dengan asumsi bahwa masyarakat lebih suka menghindari kemacetan, panyak perusahaan melakukan investasi untuk merubah pola penjualan konvensional menjadi penjualan melalui internet. Ternyata tidak semulus dugaan banyak orang. Alhasil banyak perusahaan dotcom berguguran. Kini, sudah mulai ditemukan berbagai model mesin cetak uang melalui internet, seperti bentuk viral marketing dan berbagai bentuk lainnya yang akan terus berkembang.

Bagimana dengan mesin cetak uang bisnis anda?

Saran dan pertanyaan hubungi 021.70228877 atau email ke bambangsuharno@telkom.net

Menikmati Proses Menuju Sukses

Success Entrepreneur

Bambang Suharno


Donald Trump, pebisnis properti yang sangat terkenal di AS mengatakan, Orang yang menganggap bahwa mencapai sukses adalah proses garis lurus A ke Z, adalah orang yang tidak mengerti kenyataan hidup. Memang ada beberapa kisah tentang orang sukses dalam semalam, namun sebenarnya yang terjadi mungkin diawali proses bertahun-tahun.

Kesuksesan nampak cepat karena kita melihat dari media yang mempublikasikan keajaibannya, bukan prosesnya. Sukses tidaklah instan, yang dapat kita upayakan adalah mempercepat proses saja. Sama seperti kita memasak mie instan, meskipun sangat cepat, urut-urutannya sama dengan memasak nasi yang tidak instan. Yang membuat cepat adalah, kita kebagian tugas memasak mie yang sudah dipersiapkan bumbunya. Proses untuk sampai menjadi mie instan itu sendiri tidaklah instan.

Proses untuk membuat bisnis berkembang menjadi besar pada umumnya adalah proses bagaimana pemilik bisnis mengalokasikan keuntungan dari bisnisnya untuk mengembangkan bisnis, bukan untuk kegiatan konsumtif.

Di sekitar kita, banyak sekali warung yang barangnya laris tapi tak bisa berkembang. Mengapa ini bisa terjadi? Biasanya para pakar mengatakan, faktor utamanya adalah kekurangan modal dan SDM yang lemah. “Tanpa dukungan modal, mereka tidak akan maju,” kata banyak pakar.

Benarkah demikian? Belum tentu. Yang saya lihat di lapangan, stagnasi usaha skala rumah tangga lebih disebabkan karena pola pikir mereka tentang uang. Mereka telah bertahun-tahun menjadi pelaku bisnis, namun pola pikirnya tak jauh beda dengan pegawai.

Ingat, orang bermental pegawai adalah mereka yang selalu menggunakan penghasilannya untuk kebutuhan konsumtif. Mereka selalu kekurangan uang berapapun gajinya. Bahkan setiap kenaikan gaji selalu diiringi dengan kenaikan hutang. Konon para eksekutif yang gajinya di atas 20 juta, menggunakan 60% penghasilannya untuk membayar hutang. Celakanya, semua hutang mereka adalah hutang konsumtif seperti mobil, rumah, alat elektronik dan sebagainya.

Pada pedagang yang bermental pegawai juga demikian. Setiap hari mereka mendapatkan keuntungan dari bisnisnya, dan setiap hari pula mereka menghabiskan uangnya untuk kebutuhan rumah tangga. Sewaktu saya kecil, Ibu saya memiliki warung sembako. Sebagian keuntungan usaha dikumpulkan, tapi setelah terkumpul semuanya untuk merenovasi rumah. Akibatnya usaha warung itu bertahun-tahun tak juga berkembang. Usaha itu baru terlihat berkembang ketika sebagian keuntungan digunakan untuk usaha yang baru di bidang pertanian.

Ada pula yang mengatakan bahwa usaha mikro tidak dapat maju karena penghasilannya kecil sehingga tidak dapat menyisihkan keuntungannya untuk pengembangan. Menurut saya ini kurang tepat. Kenyataan menunjukkan bahwa orang-orang yang mampu mengembangkan bisnis umumnya selalu berupa menghemat pengeluaran meskipun penghasilannya masih pas-pasan. Mereka rela menunda kesenangan bahwa menghemat biaya makan dan pakaian demi mengusahakan pengembangan bisnis. Mereka lebih suka menyisihkan keuntungannya untuk merekrut tenaga baru atau membuka cabang baru daripada untuk membeli kendaraan baru atau baju mahal atau rumah baru.

Kadang ada orang yang usil bertanya begini,” kalau kita menunda menikmati hasil usaha kita, kapan kita menikmati jerih payah kita?” . Pertama kita harus menyadari bahwa kita harus mampu menikmati liku-liku perjalanan sebelum sampai ke tujuan. Bila kita tidak mampu menikmati proses, percayalah kita akan menjadi tidak sabar dan bisa stress akibat banyaknya hambatan di tengah jalan. Ketidaksabaran itu justru pangkal dari kegagalan. Jadi, nikmatilah hidup ini selagi kita dalam keadaan berjuang keras. Kelak kemudian hari anda akan dapat mengisahkan perjalanan hidup anda yang luar biasa itu kepada anak cucu dan sahabat anda dengan bangga.

Pada umumnya jika kita mencapai kesuksesan tertentu, kita segera ingat dan terkenang dengan masa-masa sulit. Kita menjadi sadar bahwa proses kesulitan itu sendiri menjadi indah karena telah menjadi bagian dari perjalanan hidup yang dramatis. Tentunya, daripada kita hanya mengenang masa sulit, akan lebih baik bila kita sudah mampu menikmati proses di dalam kesulitan itu sendiri. Seperti tubuh yang sehat karena olah raga hingga nafas kita ngos-ngosan, begitupun dengan kesehatan bisnis anda. Ia bisa sehat karena sering menghadapi banyak tantangan.

Dunia memang bergerak dengan cepat sehingga kita kerap kali tidak sabar ketika segala sesuatu berjalan sangat lambat, apakah itu antrian di SPBU atau akses internet. Kita kadang menjadi tidak toleran terhadap hal-hal yang tidak dapat dipercepat atau dilewati. Padahal setelah kita sabar menikmati proses antrian, di depan sana kita akan mendapat sesuatu yang menyenangkan.

Bila anda saat ini tengah mengalami kesulitan dalam bisnis, nikmatilah, sambil terus berusaha mengembangkan bisnis. Biasakanlah menyisihkan laba bisnis anda untuk mengembangkan bisnis.

Selamat menikmati proses

bambangsuharno@telkom.net atau 021.70228877

Friday, May 4, 2007

Profil Indonesian Entrepreneur Society

Sewaktu bekerja apalagi diperusahaan yang sudah mapan, kita merasa seolah-olah segalanya berjalan dengan lancar dan tidak akan ada hal-hal yang bisa menghambat aliran rejeki ke kocek kita sebagai karyawan. Akan tetapi seiring dengan meningkatnya pendapatan gaji maka pengeluaran konsumsi juga mengalami peningkatan bahkan melebihi kenaikan pendapatan gaji karena perubahan gaya hidup.

Kita yang bekerja sebagai pegawai, tanpa sadar sedang menuju dunia tanpa gaji. Entah karena pensiun secara normal, PHK, dan sebagainya. Ketika masa itu tiba, apa yang harus kita lakukan?

Penelitian sebuah lembaga independent menunjukkan bahwa 80 % dari eksekutif bergaji 15,2 juta sampai 20,7 juta per bulan berusia 30 sampai 45 tahun terancam jatuh miskin di masa pensiun karena pengelolaan keuangan yang kurang tepat dimana setiap uang yang didapat selalu habis untuk hal-hal yang konsumtif, tidak pernah terpikirkan bagaimana mangalokasikan sebagaian pendapatan kita ke hal-hal yang produktif.

Gambaran diatas merupakan cerminan mentalitas karyawan dimana setiap uang yang didapat selalu habis untuk hal-hal yang konsumtif, tidak pernah terpikirkan bagaimana mangalokasikan sebagaian pendapatan kita ke hal-hal yang produktif.

Indonesian Entrepreneur Society menjawab persoalan bagaimana mempersiapkan diri, untuk terus belajar, mengikuti tren bahkan memimpin tren, sehingga kita bisa menciptakan pendapatan dari berbagai sumber (Multiple Stream Income), disamping pendapatan utama yaitu gaji yang sudah kita miliki sekarang, serta mampu membangun sistem supaya kegiatan untuk menciptakan MSI tidak mengganggu kegiatan PSI kita selama ini.

Komunitas memiliki peran sangat penting dalam menentukan karena tanpa sadar ligkungan menentukam nasib. Dr Benjamin Bloom dari Universitas Chicago meneliti 100 pemuda sukses dari berbagai bidang, ternyata sebagian besar dari mereka adalah orang biasa, tidak punya bakat yang menonjol. Lingkungan memberikan dukungan dan pembinaan, kemudian mereka mulai bertumbuh.

Indonesian Entrepreneur Society di bentuk guna menciptakan lingkungan bisnis yang memungkinkan terjadinya interaksi, saling belajar dan kerjasama antar anggota. Sehingga terbentuk suatu komunitas yang memungkinkan kita terus bertumbuh.


Visi Indonesian Entrepreneur Society

"Membangkitkan Semangat Wirausaha"

Misi Indonesian Entrepreneur Society

"Menebar pengetahuan dan pengalaman, membangun network dan peluang bisnis"


Kegiatan Indonesian Entrepreneur Society

Training Entrepreneur "Success Entrepreneur" (SE)

Tiap topik berlangsung 2 jam.
Dengan investasi Rp. 2.500.000,-
Untuk seumur hidup, boleh mengikuti training bisnis ini secara berulang-ulang.
Ditambah bonus berupa:

• Langganan majalah Pebisnis 3 edisi.
• CD kumpulan artikel bisnis karya Bambang Suharno senilai Rp 196,000.00
• Buku Langkah Jitu memulai Bisnis Dari Nol Senilai Rp 19,000.00

Ya, dengan investasi Rp. 2,5 juta saja peserta mendapat manfaat lebih dari 1,5 juta plus komunitas yang mampu merubah hidup.

Training ini mengajarkan bagaimana kita memiliki persiapan mental dan pengetahuan praktis tentang entrepreneur. Metode training dengan simulasi, game dan studi kasus dimana para trainernya adalah pebisnis berpengalaman, antara lain Wan Muhammad Hasyim (Owner Toysmart), A. Khoerussalim (Direktur Country Donut), Anang Sam (pemilik usaha Londre dan Anang Sam English, Manager Indonesian Entrepreneur Society), Bambang Suharno (Direktur IES), Jade Wasito (pengusaha stainless steel), Adi Kriswanto (pemilik usaha expedisi, Tour & Travel, direktur PT. Graha Prima) dan lain-lain.

Topik Training meliputi :
Self Motivation. Melalui topik motivasi ini, peserta diajarkan bagaimana membangkitkan motivasi menjadi entrepreneur sukses.
Brain and Mind Management. Bagaimana mengelola otak, khususnya otak kanan dan alam bawah sadar, untuk membangkitkan potensi diri menuju sukses.
Leadership and Organization. Mengajarkan bagai-mana memupuk jiwa leadership yang mampu memiliki visi yang jelas, memiliki motivasi yang tinggi untuk memotivasi anak buah, dan bisa menjadikan visinya menjadi kenyataan.
Business and Entrepreneurship. Pada topik ini, seorang pengusaha sukses yang dimulai dari nol akan diundang untuk menyampaikan pengalaman menjalan-kan bisnisnya. Pengalaman ini akan sangat berharga bagi para peserta. Pengusaha tersebut akan menyampaikan langkah-langkah memulai bisnis, sejak perencanaan, pengelolaan hingga mencapai sukses.
Customer Satisfaction . Langkah jitu membuat pelanggan loyal
Lobbying and Negotiation Skill. Teknik mengkomunikasikan banyak hal kepada orang lain, melakukan lobby dan bernegosiasi yang efektif.
Effective Delegation Skill. Cara efektif mendelegasi-kan pekerjaan agar kita lebih memiliki waktu luang.
Time Management. Banyak orang membayangkan menjadi pengusaha itu tak sesibuk menjadi karyawan, namun ketika menjalankannya terjebak dengan kesibukan luar biasa. Materi ini mengajarkan bagaimana mengelola waktu dengan baik sehingga menjadi pengusaha sukses.
Networking and Relationship. Mengajarkan bagai-mana teknik membangun network (jaringan) dan hubungan bisnis yang baik dengan pihak lain dalam rangka memajukan bisnis.
Instant Cash Flow. Teknik praktis bagaimana melipat-gandakan keuntungan. Teknik ini diajarkan pertama kali oleh Brad Sugar, seorang pengusaha kaya raya Australia berumur 30 tahun. Ajarannya kini menjadi pedoman pelaku bisnis di berbagai negara.
Selling Skill. Teknis praktis menjadi penjual sukses luar biasa. Tak bisa dipungkiri keahlian menjual adalah langkah awal menjadi entrepreneur sukses.
On Line Your Bisnis. Teknik berbicara di depan umum, dalam forum rapat, seremonial dan sebagainya agar lebih percaya diri berbicara di forum apapun.

Bambang Suharno (Direktur Eksekutif IES) dipercaya mengasuh acara talkshow interaktif tentang bisnis di Radio Bahana 101.8 FM setiap Senin minggu ketiga pukul 09.00-10.00 WIB, di Radio Elgangga 100.3 FM setiap Kamis jam 09.00-10.00 WIB.

Manajemen Indonesian Entrepreneur Society

Pembina : Dr Ir Rachmat Pambudy, MS
Direktur Eksekutif : Ir Bambang Suharno
General Manager : Anang Dwi Sambodo, SE
Sekretaris : Lilis Marlina AMd.


Selama menjalankan kegiatan, IES bekerjasama dengan berbagai media. Hal ini penting untuk memberikan efek publikasi yang positif dan citra yang baik khususnya bagi para pendukung seminar. Berikut beberapa media yang pernah bermitra dengan IES.

• Majalah Gatra
• Majalah SWA
• Majalah Prospektif
• Majalah Holtikultura
• Majalah Kapital
• Majalah Infovet
• Majalah Pengusaha
• Majalah Business Week
• Majalah Male Emporium
• Majalah Gontor
• Harian Republika
* Harian Bisnis Republika
* Harian Indonesia Shang Bao
* Harian Investor
* Harian Sinar Harapan
* Harian INDOPOS
* Harian Reporter
* Televisi Kabel Kereta Api (KATV)
* Radio Pass 92.4 FM
* Radio Smart 95.9 FM
* Radio One 101 FM
* Radio Bahana 101.8 FM
* Radio Elgangga 100.3 FM
* Radio RPK
* Radio Pesona
* Harian Bisnis Jakarta

Lembaga pemerintah maupun swasta ikut mendukung kegiatan-kegiatan IES. Ini membuktikan IES semakin diakui keberadaannya. Berikut beberapa lembaga/perusahaan yang sudah bermitra dengan IES.

• Departemen Pertanian RI
• Departemen Pertahanan RI
• Departemen Dalam Negeri
• Kantor Menneg Koperasi dan UKM
• Pemda Jawa Tengah
• Pemda Kabupaten Tanggamus
• Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI)
• Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI)
• Bank Rakyat Indonesia
• Bank Danamon
• Bank Syariah Mandiri
• BNI Syariah
• BII Syariah
• PT Petrokimia Gresik
• PT Pupuk Kalimantan Timur
• PT Perhutani
• PT Indofood Sukses Makmur
• PT Satelindo
• PT Elex Media Komputindo
• PT Selektani Horticulture
• PT Aman Asri
• PT Wahyu Promocitra
• PT Emeralindo Agri Lestari
• PT Asprinet Indonesia
• PT Indovisual Presentatama
• PT Sarana Bakar Digdaya (Ayam Bakar Wong Solo)
• Restoran Bebek Bali
• Wong Hang Distinguished Tailor
• Serikat Pekerja BUMN
• Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI)
* Sofyan Hotel
* Korpri Departemen Kehutanan
* Ikatan Widya Iswara Dephut
* Unisma Bekasi
* STIE Tunas Nusantara
* Dan lain-lain


Profil Trainer Indonesian Entrepreneur Society

Wan Muhammad Hasyim, Dijuluki Raja Mainan Anak-anak, Pemilik Toysmart, toko mainan anak-anak yang dalam waktu 8 bulan berkembang pesat menjadi 25 outlet dengan sistem franchise.
• Andri Maadsa, Dijuluki super trainer, karena menjadi trainer dan pembicara paling laris dan menghasilkan trainer-trainer handal. Beliau adalah entrepreneur muda (lahir tahun 1979), Presiden Direktur Maadsa Communication Consultant, pemilik Maadsa Trading, Kedai Maadsa, Success University, Dewan Mentor IES.
Bambang Suharno, Pendiri dan Direktur Eksekutif Indonesian Entrepreneur Society (IES), Direktur PT Gallus Indonesia Utama (Penerbit majalah Satwa Kesayangan dan Infovet), Direktur National Quantum Education, owner Magic Photo Print. Penulis buku “Bisnis Sambilan, Langkah Awal Menjadi Entrepreneur Sukses” dan beberapa buku lainnya.
Anang Sam, Pemilik usaha londre, Anang Sam English, manager IES. Penulis buku “Siapa Bilang Jadi Pengusaha Harus Pintar”, narasumber bincang bisnis radio Pas FM 92.4, Elgangga 100.3 FM, Staradio 107.3 FM dll.
• Cipto Utomo. Spiritual entrepreneurhip trainer, praktisi usaha.
• Bagus Hernowo, S.Pd. Top sales HPA (Herba Penawar Al Wahida), Multi Level Marketing Syariah.
Adi Kriswanto, Pemilik usaha Tours & Travel, Ekspedisi, trainer, Direktur PT. Graha Prima
Hermawan Gatot, owner Gilang Motor, koordinator IES Bekasi.
Zulfiandri, dosen di Universitas Sahid dan Indonusa Esa Unggul, Direktur Qualitama Tunas Mandiri, Owner Virgin Coconut Oil.
• Dan lain-lain

Komentar Anggota Indonesian Entrepreneur Society

“Terimakasih IES telah membimbing saya
sehingga saya lebih terarah dalam berbisnis
(Fadilla Safa Retna, Anggota IES)

Assalamu’alaikum, Pak Bambang saya Utoro, salah satu anggota IES, akhirnya sudah 3 minggu ini saya memulai buka bisnis warung soto Semarang seperti yang dulu pernah saya impikan. Meskipun mundur dari yang saya rencanakan. Saya mengucapkan terimakasih kepada pak Bambang & teman-teman di IES atas ilmu bisnis dan pemberian semangatnya sehingga saya bisa segera berwirausaha. Meskipun omzet belum besar tapi lancar dan saya bahagia. Mohon maaf saya tidak bisa mengikuti seluruh rangkaian training sampai selesai tapi saya sudah memetik beberapa intinya. Salam dahsyat!! Utoro cc: Anang (Utoro Anggota IES)